Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (3)
Penghargaan Yang Sama
"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Raul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa,Mahabijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di dalam surga Adn. Dan, keridhaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung." [ At-Taubah : 71-72 ]
Ayat di atas menerangkan dan menjamin kepada kita semua bahwa sejatinya kedudukan laki-laki mukmin dan perempuan mukmin sama di hadapan Allah. Jelaslah, ini suatu kemuliaan (lagi) untuk kaum perempuan bagi diri mereka terutama di sisi Allah.Sekali lagi, dengan kesamaan kedudukan ini, maka keduanya memeliki kesamaan kewajiban dan kesamaan hak dalam agama ( tugas yang sama bukan dalam definisi yang seluas-luasnya).
Berdasarkan ayat di atas, adapun kesamaan tugas (yang mesti diemban bersama) itu, ialah :
- Amar Ma'ruf (menegakkan agama). Menegakkan kebenaran dan keadilan, serta mengokohkan akhlah yang tinggi guna membangun masyarakat.
- Nahi Munkar. Mencegah kemungkaran yang meruntuhkan akhlak dan menjatuhkan mutu masyarakat,bahkan sesuatu yang mungkin mengacaukan ketentraman dalam masyarakat itu sendiri.
- Shalat dan Berzakat. Makna shalat adalah tentang hak melakukan ibadah yang sama, sementara berzakat diisyaratkan bahwasannya seorang perempuan memiliki hartanya sendiri (atas dirinya). (bukankah ini juga bukti penghargaan atas perempuan, meskipun ia tak diwajibkan mencari nafkah ?)
Tidakkah kita ingat sahabat ? Saat pertama kali wahyu diterima Rasulullah saw, kemudian siapa yang menenangkannya? ialah Khadijah (seorang perempuan). Kemudian ia juga, Khadijah, yang menyatakan iman kepada risalah yang dibawa Rasulullah saw. Mendukung dan menopang dakwah Muhammad saw dengan hartanya, dengan segala yang ia punya. Dialah, Khadijah (perempuan di sisi Rasulullah dengan takwa).Kemudian tentang Ummu Salamah yang menenangkan Rasul sebelum sempat marah, terkait perintah yang disampaikan Rasul yang tidak diindahkan dalam Ibadah Haji (mencukur, memotong rambut). Ia Ummu Salamah (seorang perempuan) dengan bijak memberikan solusi yang kemudian menenangkan Rasul dan kaumnya. (dan banyak kisah lainnya).
Mereka. Perempuan-perempuan dengan takwanya yang mengelilingi rasulullah diberi penghargaan yang luar biasa dengan hadir di antara kehidupan Rasulullah saw, sebagai penyokong dan pendorong bukan sebagai penghambat.
Maka benarlah kalimat berikut, Jika perempuannya baik, baiklah negara, dan jika mereka bobrok, bobrok pulalah negara. Mereka (perempuan) adalah tiang negara. Tiang itu memang tak begitu kelihatan. Namun karena adanya tiang (kokoh) lah, bangunan itu tegak, dan karena tiang (lapuk) jualah ia rebah. Tak tampak langsung ke permukaan namun perananya dan penghargaannya adalah sama dan besar dalam setiap aspek yang lahir ke permukaan.
Ba'dhuhum auliyaa'u ba'dhin. Sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, saling menjaga, saling membela, dan saling menyemangati sehingga bukan mukmin laki-laki saja yang dapat menaikkan martabat jiwanya dalam iman, perempuan pun dapat berbuat sesuatu yang sama dalam kapasitas masing-masing. (mereka yang Mukmin).
-SA (D.Monica)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantap sis. Aktifin setting mobile friendly nya. Buar bacanya bisa lebih asyik
BalasHapus