Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (2)

Perempuan Juga Dimuliakan



"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhamu, yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan, bertakwalah kepada Allah, yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasimu." [An-Nisaa' : 1]

Di dalam ayat di atas diterangkan bahwa, asal usul kejadian manusia adalah satu.
Dalam sebuah tafsir dimaknai, pada mulanya Allah hanya menjadikan satu diri saja, Adam. Kemudian, dari diri yang satu itulah  Allah ciptakan untuknya seorang istri, yaitu hawa. Sementara dalam sebuah hadist (Mauquf Shahabi) dari Ibnu Abbas diterangkan bahwa bagian diri Adam yang dijadikan untuk tubuh hawa ialah  tulang rusuknya. (ia dekat dengan dada, jiwa sebuah diri, tidakkah ini mulia?). Bahkan bukan semata-semata dari bagian sebuah tubuh melainkan sebuah, Diri. 
Diri manusia pada hakikatnya adalah satu, kemudian dibagi dua, satu menjadi bagian laki-laki dan satu menjadi bagian perempuan (jantan atau betina). Oleh karenanya, hidup belumlah lengkap jika keduanya belum dipertemukan, belum disatukan.

Memaknai Surah An-Nisa' : 1
(satu dari banyak surat tentang perempuan)

  1. Anjuran sadar akan Diri, yaitu agar hidup didasarkan atas takwa kepada Allah. Dengan dasar takwa ini, maka pertemuan antara dua bagian yang terpisah tadi adalah pertemuan yang selamat dan terpelihara.
  2. (diulang kembali) Anjuran supaya hidup didasarkan pada takwa kepada Allah. Agar akal yang waras mampu menyimpulkan bahwa dalam alam ini ada penguasa Maha Tinggi, Allah.
  3. (dengan takwa) datanglah anjuran memelihara hubungan kekeluargaan ( keluarga, darah, dan kasih sayang)
Melihat kondisi saat surat ini turun (perempuan-perempuan Arab dalam kondisi yang buruk, harga dirinya direnggut dan kelahiran golongannya dinanti dengan penguburan hidup-hidup). Mari bayangkan, betapa tenangnya mereka setelah turunnya ayat ini, harga diri mereka kembali. Kehinaan mereka diangkat menjadi suatu Kemuliaan. Karena pada hakikatnya diri (laki-laki dan perempuan) itu adalah satu sebelum dibagi menjadi dua.

Dengan Allah sebagai Maha Pencipta Alam dan Insan, dan ia khususkan Arham (silaturrahim dan kasih sayang) untuk menjaga hubungan antara satu dan yang lain. Ia lahirkan setiap insan melalui seorang perempuan, melalui rahim. Dengan kasih seorang Ibu (perempuan) dan sayang seorang Bapak (laki-laki). Karena di dunia tidak bisa dijalankan oleh laki-laki saja dan tidak lengkap jika hanya ada laki-laki saja. Kedudukan keduanya menjadi sama.Dengan kewajiban mencapai kedudukan takwa yang sama.

Perempuan yang mulia dan terhormat yang tersebut dalam Al Qur'an
  • Maryam, Ibunda Nabi Isa. menerangkan tentang kesucian, keshalihan, dan kezuhud-an.
  • Ibunda Nabi Musa. yang Allah perintahkan untuk membuang putranya mengikuti arus Sungai Nil.
  • Sarah, Istri Nabi Ibrahim. yang didatangi oleh  malaikat-malaikat tentang kelahiran Nabi Ishaq di usianya yang sudah lanjut.
  • Kakak perempuan Nabi Musa. yang hadir dalam kisah dihanyutkannya Musa.
  • Kedua Putri Nabi Syu'aib. pengembala kambing di Negeri Madyan.
  • Asiah, Istri Firaun, Ibu Angkat Nabi Musa. yang kemudian membela musa hingga dewasa.
  • Bilqis, Ratu Negeri Saba'. yang cendikiawan mengatur perpolitikkan .
  • Seorang wanita, dalam Kisah Nabi Yusuf. yang Allah sembunyikan namanya untuk menjaga kemuliaannya
  • (dan lainnya), kisah perempuan dengan keteguhan iman, perempuan dalam mengatur rumah tangganya, tentang kesoponan dan tentang semuanya
Allah dengan kalam-Nya, Al Qur'an juga menerangkan banyak tentang perempuan, kedudukan perempuan, dan hal-hal yang menyangkut jiwa dan raga perempuan.

Karena sejatinya. Mereka (kaum perempuan), dipandang sebagai bagian yang sama pentingnya dengan laki-laki dalam memikul tanggung jawab beragama, mengokohkan Aqidah dan Ibadah sehingga timbullah harga diri yang setinggi-tingginya pada mereka, dan melahirkan ilham perjuangan yang kokoh dalam jiwa mereka.

Ingatkah Sahabat? Yang mengorbankan jwanya pertma kali karena Iman ialah seorang perempuan. Syahidah pertama ummat. Ummu Yasir. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun.


-SA (D.Monica)

Komentar

  1. Keep istiqama nulisnya un,, doakan ami jg yaa😊

    BalasHapus
  2. Masya Allah, perempuan (ibu) madrasah pertama bagi (kita) anak-anaknya .

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer