Di Rumah Aja. Please! (19x)
Percakapan singkat via online:
"Hati-hati nak semoga sehat selalu", "Hati-hati Yah, Ibu berdoa yang terbaik untuk Kita"
(Percakapan yang mengetuk saya untuk menulis ini, seadanya)
Sahabat,
Arahan untuk "di rumah aja" berlaku untuk semua orang. Namun, tak serta merta membuat orang-orang seluruhnya bisa tinggal di rumah aja. Tenaga Medis, Engineer dan Teknisi tertentu, Jasa Transportasi, Jurnalis, Peneliti terkait, beberapa officer, Para Ahli tertentu, sebutlah Tukang jaga listrik, tukang jaga jaringan, satpam, sopir, tukang jual makanan, tukang jaga warung, dll. Karena, maaf. Negara kita 'memang' 'mungkin' tak sanggup menanggung beban sebanyak itu, jika semua elemen "Di Rumah Aja". Ada hal-hal yang mesti berjalan dan dijalankan atau lebih tepatnya diupayakan seperti biasa. Cashflow kata mereka tapi saya lebih suka menghubungkannya dengan Prinsip dasar telekomunikasi (Sinyal Input sama dengan Sinyal Output). Biar Stabil. So, Kamu yang nggak berkepentingan yang harusnya "di rumah aja".
Saya tidak akan menulis tentang kronologis perkembangan dan cerita tentang si Covid-19 di Indonesia atau data-data terkait, kisah perjuangan para pejuang agar kamu nyaman di rumah aja, apa lagi kisah Para Medis (bisa nangis saya sambil ngetik), Jadi Tolong, mulailah Mengerti, Cobalah Mengerti, Upaya fisik satu-satunya yang bisa kita bantu adalah dengan di rumah aja. Anggaplah ini nikmat, Kapan lagi kita berkontribusi untuk Negara dengan di rumah aja. (Jangan ketawa milenials, kalimat ini di Bold khusus untuk Anda). Kalau ada sisa-sisa harta di kantong jangan lupa di Donasikan sebagai bentuk kontribusi lain, juga beli persediaan makanan dan kebutuhan berkala (tergantung kebiasaan untuk 1mg, 2mg atau sebulan ke depan), but STOP ngeborong itu isi warung atau toko hanya karena anda punya UANG. Kelangkaan bahan kebutuhan awal mulanya bersumber dari orang-orang macam Anda, ngeborong habis semua kebutuhan sehingga barang kosong di waktu tersebut, sementara ada pelanggan yang lain butuh, saat si toko meminta supply mendadak maka si penyuplai akan mengkonfirmasi ke bagian produksi. Bayangkan jika semua toko seperti itu. Di sinilah muncul peluang potensi penimbunan, kenaikan harga dll. Ingat, awalnya gara-gara Anda.
Ibarat prinsip Komunikasi Sinyal Informasi akan sampai pada penerima setelah melewati beberapa tahapan(posko), Posko Sumber Sinyal (pengirim), Posko Media Transmisi(penyalur), Posko Sinyal Penerima. Di masing-masing posko juga ada proses pengolahan tertentu. Maka, butuh waktu agar sinyal itu sampai dengan selamat dan terjaga kualitasnya di penerima. Bayangkan jika posko penyalur over load, maka ada beberapa informasi dari pengirim yang ditunda pengirimannya ke si penerima, syukur-syukur kalau masih ditunda kalau di block atau langsung di tolak oleh media penyalur, maka si pengirim informasi harus merequest ulang pengiriman. Jika tidak informasi tidak akan diproses atau dianggap gagal/batal si Penerima gagal deh dapat informasi. Begitulah, Jadilah Cerdas. Kecuali Kamu borong kedai-kedai Konvensional (tetangga kiri kanamu) atau setelah ngeborong itu barang-barang kebutuhan dibagiin ke mereka yang membutuhkan. (hopefully)
Ibarat prinsip Komunikasi Sinyal Informasi akan sampai pada penerima setelah melewati beberapa tahapan(posko), Posko Sumber Sinyal (pengirim), Posko Media Transmisi(penyalur), Posko Sinyal Penerima. Di masing-masing posko juga ada proses pengolahan tertentu. Maka, butuh waktu agar sinyal itu sampai dengan selamat dan terjaga kualitasnya di penerima. Bayangkan jika posko penyalur over load, maka ada beberapa informasi dari pengirim yang ditunda pengirimannya ke si penerima, syukur-syukur kalau masih ditunda kalau di block atau langsung di tolak oleh media penyalur, maka si pengirim informasi harus merequest ulang pengiriman. Jika tidak informasi tidak akan diproses atau dianggap gagal/batal si Penerima gagal deh dapat informasi. Begitulah, Jadilah Cerdas. Kecuali Kamu borong kedai-kedai Konvensional (tetangga kiri kanamu) atau setelah ngeborong itu barang-barang kebutuhan dibagiin ke mereka yang membutuhkan. (hopefully)
Setelah "di rumah aja" kita ngapain cuy? Bosen juga.
Hey You, yang ada beban kerja dari kantornya tolong dilaksanakan sebaik dan se-efisien mungkin. yang nggak ada, tolonglah 'kreatip' & 'inopatip' dikit, bantuin emak beberes, masak, bantuin adek belajar, ayah motong rumput, nyuci motor, nyuci sepatu, bersihin kaca, nyuci gorden, nyuci karpet (lumayan selain untuk kebersihan sekalian nyicil pekerjaan tahunan bentar lagi Lebaran). Kan ada bibik, yaelah bantu-bantuin bibik sekali-kali biar makin betah bibiknya kerja di rumah elu. "Nyari asisten RT sekarang lebih susah dibanding nyari istri." Bukan kata saya ya, kata sesepuh-sesepuh saya di kantor. Jangan kelayapan kemana-mana deh pokoknya, hindari keramaian dan acara perkumpulan. Saya Solo Player (anak kosan). Yaudah main tiktok aja sana, bikin tiktok cara cuci tangan yang benar, cara pakai masker yang bener, cara makan yang bener, cara duduk yang bener, cara ngulek sambel, cara bersihin ayam, cara bersihin ikan, cara bikin telur ceplok, atau cara buka salak yang bener juga boleh. Atau coba cek deh, itu di lemari atau di rak buku ada buku-buku yang perlu di baca (apalagi kaum Mahasiswa, angsur-angsur bikin skripsi juga bisa meskipun tahun 1, biar cepet Wisuda(: ), cek juga dulu emak atau mungkin nyelipin sesuatu di tas kamu, Al-Quran noh Baca. Saya yakin, anda lebih Kreatip dan Inopatip dari itu.
Hey You, yang ada beban kerja dari kantornya tolong dilaksanakan sebaik dan se-efisien mungkin. yang nggak ada, tolonglah 'kreatip' & 'inopatip' dikit, bantuin emak beberes, masak, bantuin adek belajar, ayah motong rumput, nyuci motor, nyuci sepatu, bersihin kaca, nyuci gorden, nyuci karpet (lumayan selain untuk kebersihan sekalian nyicil pekerjaan tahunan bentar lagi Lebaran). Kan ada bibik, yaelah bantu-bantuin bibik sekali-kali biar makin betah bibiknya kerja di rumah elu. "Nyari asisten RT sekarang lebih susah dibanding nyari istri." Bukan kata saya ya, kata sesepuh-sesepuh saya di kantor. Jangan kelayapan kemana-mana deh pokoknya, hindari keramaian dan acara perkumpulan. Saya Solo Player (anak kosan). Yaudah main tiktok aja sana, bikin tiktok cara cuci tangan yang benar, cara pakai masker yang bener, cara makan yang bener, cara duduk yang bener, cara ngulek sambel, cara bersihin ayam, cara bersihin ikan, cara bikin telur ceplok, atau cara buka salak yang bener juga boleh. Atau coba cek deh, itu di lemari atau di rak buku ada buku-buku yang perlu di baca (apalagi kaum Mahasiswa, angsur-angsur bikin skripsi juga bisa meskipun tahun 1, biar cepet Wisuda(: ), cek juga dulu emak atau mungkin nyelipin sesuatu di tas kamu, Al-Quran noh Baca. Saya yakin, anda lebih Kreatip dan Inopatip dari itu.
Sahabat, Sebenarnya saya cuman mau nulis kalimat berikut ini:
Ada orang-orang yang tengah berjuang menghadang, mengkondisikan Covid-19 ini. Ada banyak orang yang juga berjuang untuk mengendalikan kestabilan Indonesia kita, di tengah pandemi ini. Mereka juga punya keluarga, punya orang tua, punya anak yang menginginkan mereka untuk tetap tinggal di rumah, tapi apa daya mereka tidak bisa. Karena mereka masih lebih bermanfaat untuk Negeri ini saat mereka melangkah, melakukan pekerjaan mereka. Setiap detik mereka mungkin menahan tangis, menahan rindu karena tahu benar mereka bisa terserang kapan saja, dan mereka sadar betul resikonya. Keluarga mereka, mati-matian berdoa siang, malam untuk keselamatan mereka, bahkan doa mereka melangit dipaksa tidak hanya untuk Keluarganya yang bekerja tetapi juga untuk Anda, Kita Semua, Mereka berdoa, "Semoga Wabah ini mereda, seluruh pasien selamat, tidak ada yang terjangkit lagi, semuanya sehat-sehat saja." Karena mereka tahu, Saat seseorang pamit dari rumahnya lalu ia terkena Covid-19 dan buruknya kemudian ia tak tertolong (meninggal), maka perjumpaan terakhir mereka adalah saat Pamitan terakhir tadi.
Untuk itu, Anda, Saya, Kita yang masih lebih bermanfaat jika di rumah saja. Mari, yuk Kita bareng-bareng #dirumahaja.
Ada orang-orang yang tengah berjuang menghadang, mengkondisikan Covid-19 ini. Ada banyak orang yang juga berjuang untuk mengendalikan kestabilan Indonesia kita, di tengah pandemi ini. Mereka juga punya keluarga, punya orang tua, punya anak yang menginginkan mereka untuk tetap tinggal di rumah, tapi apa daya mereka tidak bisa. Karena mereka masih lebih bermanfaat untuk Negeri ini saat mereka melangkah, melakukan pekerjaan mereka. Setiap detik mereka mungkin menahan tangis, menahan rindu karena tahu benar mereka bisa terserang kapan saja, dan mereka sadar betul resikonya. Keluarga mereka, mati-matian berdoa siang, malam untuk keselamatan mereka, bahkan doa mereka melangit dipaksa tidak hanya untuk Keluarganya yang bekerja tetapi juga untuk Anda, Kita Semua, Mereka berdoa, "Semoga Wabah ini mereda, seluruh pasien selamat, tidak ada yang terjangkit lagi, semuanya sehat-sehat saja." Karena mereka tahu, Saat seseorang pamit dari rumahnya lalu ia terkena Covid-19 dan buruknya kemudian ia tak tertolong (meninggal), maka perjumpaan terakhir mereka adalah saat Pamitan terakhir tadi.
Untuk itu, Anda, Saya, Kita yang masih lebih bermanfaat jika di rumah saja. Mari, yuk Kita bareng-bareng #dirumahaja.
Sejujurnya saya enggan menulis ini. Saya tidak latah, bukan juga mencoba menulis topik kekinian. Miris aja, karena masih banyak yang ngeborong kebuthan, nongkrong dan mau liburan (':. Hanya mencoba menulis. Untuk Saya, Anda, Keluarga Saya, Keluarga Anda, Orang-orang yang saya sayangi dan juga yang Anda sayangi.
Komentar
Posting Komentar