22 Tahun HMTE FT-UNAND
22 Tahun Menjahit Si Biru Muda
Sudah 22 Tahun saja, 22 tahun usia kita (HMTE FT-UNAND). 22 tahun mengelola asa dan cita, menepis batas dan mencipta baris nan teratur dan saling terpaut. Dihitung-hitung sekiranya cukuplah untuk membangun peradaban Kita.
22 tahun usia, mencetak 23 generasi pengelola rumah kita, asal mula pergulatan kita, HMTE FT-UNAND.
Di bawah panji biru muda, berbasis pada transistor dan lingkaran sebagai dasar kita bergerak, diikat janji suci atas nama Tuhan Yang Maha Esa, serta warna biru tua, merah dan putih sebagai poros asal muasal dan cita-cita mulia.
Dan diikrarkan lewat janji serta mars yang mengunggah dan mengikat segala jiwa. Seharusnya dan semestinya kita sadar, kita telah mendeklarasikan diri menopang rumah kita dengan cita-cita mulia yang belandaskan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Rumah Kita, tentulah kita yang merawatnya bersama. Bersama dalam ikatan dan lingkaran yang kita sebut keluarga. Helai - helai benang kita jahit demi si biru muda. Kiranya ada luka dan gores maka, kita jualah obat dan penawarnya. Sekilas tampak kita dibina dan ditempa dengan cara tak biasa. Wajarlah, karena kita tak boleh berhenti menjahit terus si biru muda. Sekali lagi, jika kemudian ada gores dan luka, maka kita jualah obat dan penawarnya.
Untuk kita. Rumah kita mestilah tetap terus diperkokoh, maka, pengokohnya tentulah kita. Saling mengingatkan dan menguatkan adalah cara kita bicara, maka ruang dan waktu adalah kesempatan yang kita punya.
Sesekali kita perlu jualah merantau, menyematkan tali dan benang - benang untuk mempercantik rumah kita. Tapi perlulah kita ingat, perantauan kita adalah jalan untuk kembali.
Dan sesekali kira perlu berdebat dengan diri, kita tak ada apa-apanya tanpa adanya Tuhan dan rumah tempat kembali.
Semakin kita berusia hendaknya kita sadar jua, dalam menjahit si biru muda tak kan bisa sendiri - sendiri, perlu adanya saling sokong antara kita. Kita semua berhak dan berkewajiban mengambil peranan masing-masing. Usia 22, adalah usia produktif membangun asa dan cita. Semoga senantiasa dilimpahkan-Nya keberkahan dan keselamatan untuk kita, dan diikatkan-Nya kita dalam ikatan kekeluargaan yang membangun hal-hal baik dunia dan akhirat.
--------
Semoga kita memaknai dengan bijak, terimakasih untuk setiap jiwa di Rumah Kita yang membersamai langkah kehidupan hingga saat ini. Sekiranya raga ini belum cukup bermanfaat untuk menjaga dan membangun rumah kita, maka maaflah yang utama dipinta dari seujung benang yang hina ini pada setiap nyawa, serta ampunan dari Tuhan saja yang diharapkan sebagai penebusnya.
Semoga semakin kokoh pondasi kita (HMTE FT-UNAND), dan terjaga dalam kebaikan yang utuh.
Sudah 22 Tahun saja, 22 tahun usia kita (HMTE FT-UNAND). 22 tahun mengelola asa dan cita, menepis batas dan mencipta baris nan teratur dan saling terpaut. Dihitung-hitung sekiranya cukuplah untuk membangun peradaban Kita.
22 tahun usia, mencetak 23 generasi pengelola rumah kita, asal mula pergulatan kita, HMTE FT-UNAND.
Di bawah panji biru muda, berbasis pada transistor dan lingkaran sebagai dasar kita bergerak, diikat janji suci atas nama Tuhan Yang Maha Esa, serta warna biru tua, merah dan putih sebagai poros asal muasal dan cita-cita mulia.
Dan diikrarkan lewat janji serta mars yang mengunggah dan mengikat segala jiwa. Seharusnya dan semestinya kita sadar, kita telah mendeklarasikan diri menopang rumah kita dengan cita-cita mulia yang belandaskan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Rumah Kita, tentulah kita yang merawatnya bersama. Bersama dalam ikatan dan lingkaran yang kita sebut keluarga. Helai - helai benang kita jahit demi si biru muda. Kiranya ada luka dan gores maka, kita jualah obat dan penawarnya. Sekilas tampak kita dibina dan ditempa dengan cara tak biasa. Wajarlah, karena kita tak boleh berhenti menjahit terus si biru muda. Sekali lagi, jika kemudian ada gores dan luka, maka kita jualah obat dan penawarnya.
Untuk kita. Rumah kita mestilah tetap terus diperkokoh, maka, pengokohnya tentulah kita. Saling mengingatkan dan menguatkan adalah cara kita bicara, maka ruang dan waktu adalah kesempatan yang kita punya.
Sesekali kita perlu jualah merantau, menyematkan tali dan benang - benang untuk mempercantik rumah kita. Tapi perlulah kita ingat, perantauan kita adalah jalan untuk kembali.
Dan sesekali kira perlu berdebat dengan diri, kita tak ada apa-apanya tanpa adanya Tuhan dan rumah tempat kembali.
Semakin kita berusia hendaknya kita sadar jua, dalam menjahit si biru muda tak kan bisa sendiri - sendiri, perlu adanya saling sokong antara kita. Kita semua berhak dan berkewajiban mengambil peranan masing-masing. Usia 22, adalah usia produktif membangun asa dan cita. Semoga senantiasa dilimpahkan-Nya keberkahan dan keselamatan untuk kita, dan diikatkan-Nya kita dalam ikatan kekeluargaan yang membangun hal-hal baik dunia dan akhirat.
--------
Semoga kita memaknai dengan bijak, terimakasih untuk setiap jiwa di Rumah Kita yang membersamai langkah kehidupan hingga saat ini. Sekiranya raga ini belum cukup bermanfaat untuk menjaga dan membangun rumah kita, maka maaflah yang utama dipinta dari seujung benang yang hina ini pada setiap nyawa, serta ampunan dari Tuhan saja yang diharapkan sebagai penebusnya.
Semoga semakin kokoh pondasi kita (HMTE FT-UNAND), dan terjaga dalam kebaikan yang utuh.
Komentar
Posting Komentar